PERENCANAAN
PENERBITAN KONVESIONAL
Sukarna
(1992:10) mengutip Harlond Koontz dan O’Donnell merumuskan perencanaan sebagai
fungsi manajer di dalam memilih alternatif-alternatif, tujuan-tujuan,
kebijakan, prosedur-prosedur dan program. Sukarna (1992:10-12) menyebutkan prinsip-prinsip
perencanaan, yaitu : membantu pencapaian
tujuan, efisiensi perencanaan, keutamaan perencanaan, pemerataan perencanaan, patokan
perencanaan, kebijakan kerangka kerja, waktu, komunikasi perencanaan,
alternative, pembatasan, keterikatan, fleksibilitas, perubahan navigasional,
perencanaan strategis.
Berdasarkan
prinsip perencanaan tersebut, Sukarna (1992:13) menyimpulkan bahwa perencanaan
adalah sebagai berikut :
1.
Fungsi
utama manajer.
2.
Diarahkan
pada tercapainya tujuan.
3.
Didasarkan
pada fakta objektif dan rasional untuk mewujudkan adanya kerja sama yang
efektif.
4.
Mengandung
atau dapat memproyeksikan kejadian-kejadian pada masa datanag.
5.
Memikirkan
dengan matang anggaran, program, kebijakan, metode, dan standar untuk mencapai
tujuan.
A. PERENCANAAN PENERBITAN
Penerbitan
sebagai salah satu program yang akan dijalankan perpustakaan. Program
penerbitan bisa terdiri atas kegiatan penerbitan konvensional dan digital dalam
bentuk penerbitan berkala dan nonberkala. Dalam menyusun perencanaan penerbitan
bisa dengan mengajukan pertanyaan apa, bagaimana, dan mengapa. Ada juga yang menggunakan 5W +
1H (What, When, Who, Where, dan How)
untuk perencanaan. Misalnya, untuk kegiatan penerbitan bisa bertanya tentang
apa yang akan diterbitkan, mengapa diterbitkan, kapan penerbitan dilakukan, siapa
saja yang akan menangani dan dilibatkan dalam penertbitan, dimana penerbitan
akan dilakukan, bagaimana cara menerbitkan.
Perencanaan
untuk kegiatan penerbitan atau program penerbitan akan berbeda dengan
perencanaan divisi penerbitan. Perencanaan lembaga penerbitan merupakan
perencanaan jangka panjang yang terdiri dari sejumlah program, misalnya program
penerbitan berkala dan penerbitan noberkala. Lalu direncanakan pada masing-masing
program penerbitan kegiatan penerbitan.
Perencanaan Sumber Daya Penerbitan
Menurut
Sukarna (1992:26) susunan rencana untuk masing-masing sumber daya dapat dikemukakan melalui visualisasi
berikut :
1.
Man
: Perencanaan Sumber Daya
Manusia.
2.
Money
: Perencanaan Anggaran.
3.
Materials : Perencanaan Bahan/ Material.
4.
Machines : Perencanaan Sarana dan Prasarana.
5.
Methods : Perencanaan Metode.
6.
Markets
: Perencanaan Pemasaran.
Ada perbedaan
perencanaan antara penerbitan sebagai program dengan penerbitan
sebagai kegiatan.
Pada perencanaan program akan menyusun rencana penerbitan apa, sumber daya manusia
seperti apa yang diperlukan berdasarkan kualifikasi dan kompetisinya dan
seterusnya. Sedangkan pada perencanaan kegiatan akan lebih memfokuskan untuk perencanaan
sumber daya manusianya adalah siapa dan mengerjakan apa.
Dalam
perencanaan program penerbitan, tentu akan berupaya berfikir strategis, artinya
berusaha menyusun rencana strategis yang merupakan rencana yang memperhatikan
apa yang terjadi dan akan terjadi pada lingkungan eksternal dan internal
perpustakaan. Untuk bisa melakukan perencanaan program yang strategis, kita
harus memeriksa keadaan lingkungan eksternal sebagai sumber peluang dan ancaman
serta memeriksa lingkungan internal sebagai tempat beradanya kekuatan dan
kelemahan.
Berdasarkan
analisis lingkungan eksternal dan lingkungan internal, maka bisa membuat perencanaan
program penerbitan yang komprehensif yang kegiatannya bukan hanya penerbitan
bibliografi secara konvensional namun juga secara digital. Penerbitan bertujuan
untuk memberikan pelayanan kepada pengguna perpustakaan sesuai dengan peran dan
fungsi perpustakaan. Berdasarkan tujuan tersebut, bisa melakukan perencanaan
terhadap pengguna sumber-sumber daya yang dimiliki atau yang akan dipergunakan
untuk mencapai tujuan tersebut.
Perencanaan
sumber daya manusia bukan sekedar sekumpulan manusia yang ada dalam organisasi,
melainkan manusia yang memiliki kompetensi yang memungkinkan organisasi menghasilkan
sesuatu dalam mencapai tujuan. Dalam perencanaan sumber daya manusia akan
menginventarisasi dulu kegiatan penerbitan , maka akan memperoleh nama-nama jabatan
yang bertanggung jawab untuk menyelesaiakan tahapan pekerjaan tersebut. Nama-nama
jabatan tersebut seperti redaksi, editor, desainer, proofreader, setter.
Apabila perpustakaan ternyata tidak memiliki tenaga dengan kompetensi seperti
yang diperlukan, maka bisa mengambil tenaga dari luar (outsourcing) yang dikontrak untuk menyelesaikan tugas yang menjadi
tanggung jawab jabatan tersebut. Selanjutnya akan dibutuhkan sarana dan
prasarana yang akan dipergunakan untuk kegiatan penerbitan, baik berkala maupun
nonberkala. Semua sarana dan prasarana kerja tentu sesuai dengan kegiatan penerbitan
yang direncanakan. Sedangkan materials atau bahan yang diperlukan untuk penerbitan
itu yang terpokok tentulah naskah yang akan diterbitkan. Naskah ini bisa dating
dari penulis luar institusi perpustakaan bisa juga dating dari penulis yang ada
di perpustakaan tersebut.
Pada penerbitan
konvesional, medium yang dipergunakan untuk menyimpan dan menyebarluaskan isi
terbitan bersifat tunggal yaitu kertas. Dana merupakan sumber daya lain yang
perlu diperhatikan, yang berguna untuk menyusun rencana anggaran penerbitan.
Dana juga diperlukan untuk kegiatan pemasaran yakni mendistribusikan hasil
terbitan.
B.
PERENCANAAN
PENGENDALIAN PENERBITAN
Sukarna
(1992:110) menyebutkan, pengendalian memiliki makna membimbing,menertibkan,
mengatur dan menguji kebenaran. Pengendalian penerbitan dilakukan dengan mengacu
pada prinsip-prinsip pengendalian.
Prinsip pengendalian menurut (Sukarna, 1992:112 115) yang bisa digunakan
dalam kegiatan penerbitan, yaitu : tercapainya tujuan., efisiensi pengawasan,
refleksi perencanaan, standar, tindakan.
Menurut Husen
(2009:4) ada 3 bentuk kegiatan yang
berkaitan dengan pengendalian, yaitu :
1. Supervisi,
yaitu melakukan serangkaian tindakan koordinasi pengawasan dalam batas wewenang
dan tanggung jawab menurut prosedur organisasi agar dalam operasional dapat
dilakukan secara bersama-sama oleh semua personel dengan kendali pengawasan.
2. Inspeksi,
melakukan pemeriksaan terhadap hasil pekerjaan dengan tujuan menjami spesifikasi mutu dan produk sesuai dengan yang direncanakan.
3. Tindakan
koreksi, melakukan perubahan dan perbaikan terhadap rencana yang telahditetapkan untuk menyesuaikan dengan kondisi pelaksanaan.
Dalam
perencanaan pengendalian akan dimasukkan rencana untuk menggali informasi melalui
saluran komunikasi informal.
PERENCANAAN
PENERBITAN DIGITAL
A.
PERENCANAAN
TERBITAN DIGITAL
Perencanaan
penerbitan digital diawali dengan
penetapan tujuan penerbitan. Tujuan ini yang menjadi panduan atau acuan dalam
merencanakan sumber-sumber daya yang akan berproses untuk menghasilkan
terbitan. Terbitan digital jumlah eksemplarnya bisa tidak terbatas karena itu akan
menjangkau khalayak yang sangat besar dan tersebar. Perkembangan penerbitan
digital selain didorong perkembangan
teknologi juga didorong
perkembangan yang terjadi di tengah masyarakat. Keluhan mahalnya harga buku,
dipandang sebagai pendorong berkembangnya penerbitan digital. Tentu saja
perkembangan dan kecenderungan seperti ini tidak bisa diabaikan oleh dunia
perpustakaan. Konsistensi untuk memegang tujuan yang sudah di tetapkan yang
akan membuat penerbitan digital tetap akan memiliki khalayaknya sendiri.
Disamping itu, dengan khalayak penerbitan yang berfokus itu pula kita bisa
membuka atau menjalin komunikasi dengan kelompok khalayaktersebut untuk
menginformasikan terbitan yang dihasilkan perpustakaan.
Derajat
perencanaan penerbitan digital akan berbeda manakala membahas pada tingkat perencanaan
program penerbitan digital dan perencanaan kegiatan penerbitan. Tahap dan langkah
perencanaan seperti dimulai dengan mempelajari kondisi dan situasi lingkungan
internal dan eksternal, lalu perumusan tujuan dan langkah-langkah yang
diperlukan untuk mewujudkan tujuan tersebut dengan menggunakan sumber daya yang
dimiliki perpustakaan untuk menyelenggarakan penerbitan.
B.
PERENCANAAN
SUMBER DAYA PENERBITAN DIGITAL
Sarana dan
prasarana untuk penerbitan digital melahirkan banyak cara untuk memublikasika sesuatu.
Kasdorf (2010) mengungkapkan bahwa era digital juga membebaskan kita dari
sekian banyak halaman yang harus dilihat secara bersamaan. Penerbitan digital
memungkinkan penerbitan bisa diakses dimana pun di seluruh penjuru dunia.
Perpustakaan elektronik milik berbagai perguruan tinggi di Amerika Serikat dan
Eropa misalnya bisa diakses oleh pengguna perpustakaan yang tinggal di
Indonesia melalui komputer online,
juga bisa mengakses berbagai bibliografi berbagai publikasi ilmiah. Teknologi
informasi dan komunikasi bisa menyediakan berbagai kemungkinan untuk penerbitan
digital, sperti e-book, majalah,
koran elektronik, dan situs jaringan sosial. Tentu saja dengan terbitan digital
akan berbeda cara pendistribusiannya dengan penerbitan konvensional yang
bergantung pada sarana transportasi. Penerbitan digital, khususnya yang
disajikan secara online, dengan mudah
bisa didistribusikan dari satu bagian dunia ke bagian dunia lainnya dengan
waktu yang cepat, mudah, dan murah.
Di tengah sekian
banyak keistimewaan yang harus di pertimbangkan dalam perencanaan penerbitan
digital, ada juga beberapa masalah yang penting untuk di perhatikan, karena
penerbitan digital menggunakan teknologi yang tengah bertumbuh dan terus berkembang
dengan arfah yang makin terintegrasi
atau mengalami konvergensi, yang ditandai dengan integrasi atau konvergensi
sistem media, sistem telekomunikasi dan sistem komputer.Perpusdia (2009)
mengutip Snowhill (2001) mengutip sebuah studi yang dilakukan Tahun 2000 oleh
para peneliti di University of California (Snowhill, 2001) yang menyimpulkan
bahwa walaupun buku elektronik punya potensi sangat besar untuk membantu dunia
pendidikan, namun dunia akademik masih harus menghadapi beberapa isu penting.
Isu atau masalah tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Kandungan
isi buku.
2.
Protokol/standar
perangkat lunak dan keras
3.
Hak
cipta dan pemakaian (Digital Right
Management)
4.
Akses
5.
Penyimpanan
atau pengarsipan
6.
Hak
Pribadi (Privacy)
7.
Fasilitas
tambahan.
8.
Pasar
dan harga.
Inti dari
pembahasan pada subbagian ini adalah bagaimana perencanaan penerbitan digital itu
akan mencangkup berbagai aspek. Aspek pertama, teknologi yang dipergunakan dan
kedua, aspek format terbitan. Selain itu, tentu perlu juga memperhatikan aspek
teknologi yang dipergunakan oleh pengguna sehingga kita harus memperhatikan
prinsip pengguna (user friendly)
sehingga bisa merancang terbitan dalam beberapa format seperti format untuk
dibaca melalui layar komputer baik desktop
maupun laptop serta format yang bisa
dibaca melalui layar telepon seluler.
C.
RENCANA
PENGENDALIAN PENERBITAN DIGITAL
Dalam menyusun rencana pengendalian akan membahas soal supervise, inspeksi dan tindakan koreksi sebagai bentuk-bentuk pengendalian yang kita lakukan. Hal yang membedakannya hanyalah objek atau sasaran pengendaliannya, yaitu proses penerbitan digital yang menggunakan teknologi dan format terbitan yang berbeda dengan penerbitan konvensional. Dalam supervise yang dilakukan dalam rangka pelaksanaan fungsi pengendalian akan dilihat apakah tayangan di layar untuk promosi terbitan digital yang akan dilakukan sudah tepat atau belum. Begitu juga dengan kegiatan inspeksi, yang populer dengan sebutan pemeriksaan. Kita melakukan inspeksi untuk melihat kesesuaian terbitan digital dengan tujuan.
Dalam menyusun rencana pengendalian akan membahas soal supervise, inspeksi dan tindakan koreksi sebagai bentuk-bentuk pengendalian yang kita lakukan. Hal yang membedakannya hanyalah objek atau sasaran pengendaliannya, yaitu proses penerbitan digital yang menggunakan teknologi dan format terbitan yang berbeda dengan penerbitan konvensional. Dalam supervise yang dilakukan dalam rangka pelaksanaan fungsi pengendalian akan dilihat apakah tayangan di layar untuk promosi terbitan digital yang akan dilakukan sudah tepat atau belum. Begitu juga dengan kegiatan inspeksi, yang populer dengan sebutan pemeriksaan. Kita melakukan inspeksi untuk melihat kesesuaian terbitan digital dengan tujuan.
Dengan demikian,
pengendalian yang dilakukan bisa ditempatkan dalam konteks pengendalian mutu
melalui pendekatan manajemen mutu terpadu. Oleh sebab itu kepuasan pengguna
perpustakaan menjadi perhatian utama, karena apa yang dilakukan itu untuk memberikan
kepuasan customer. Selain kepuasan pengguna dalam pelaksanaan fungsi
pengendalian ini tetapi juga pencapaian tujuan program atau kegiatan penerbitan
yang dilakukan.
How to Play Baccarat: The Fastest Growing and Best Strategies
BalasHapusBaccarat Basics. There are three types 안전한 바카라 사이트 of Baccarat: Scratch cards, or any number of ways. There is also a lot of variations such as twofold cards,